JAKARTA, Hinews – Pengamat militer dan pertahanan Wibisono mengapresiasi permohonan maaf Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar, terkait pernyataannya soal data 198 pondok pesantren terafiliasi jaringan terorisme.
Menurut Wibisono, penyampaian permohonan maaf Kepala BNPT kepada masyarakat itu merupakan sikap seorang kesatria dan patut dicontoh bagi pejabat yang lain apabila ada pernyataan yang membuat resah masyarakat.
“Saya mengapresiasi dan salut kepada Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar, yang telah melakukan tabayun ke MUI untuk mendapatkan masukan terkait pernyataan beliau, ini sikap pemimpin yang tidak sombong dan mau menerima saran dan masukan dari orang lain,” ujar Wibisono yang juga Pembina Lembaga Pengawas Kinerja Aparatur Negara (LPKAN) kepada awak media di Jakarta Minggu (06/02/2022).
Lanjut wibisono, sikap ini perlu dicontoh oleh pemimpin yang lain di republik ini. Selain itu, permohonan maaf Kepala BNPT itu mempunyai makna yang penting sebagai bentuk rendah hati seorang pemimpin yang baik.
Dalam kesempatan tersebut, Boy mengatakan bahwa BNPT tidak akan sungkan-sungkan mengubah peristilahan dan diksi yang dianggap kurang tepat dan dapat menimbulkan kesan stigma negatif kepada Islam dan umat Islam secara khusus. Termasuk juga ketika membuat kriteria dan indikator kelompok teroris.
“Saya berharap semua pemimpin harus punya sikap yang sama seperti pak Boy, karena pada jaman ini jarang pemimpin yang memulai duluan meminta maaf apabila ada salah, tujuannya adalah memberikan kesejukan dan rasa damai dimasyarakat, ” pungkas Wibisono.
Sebelumnya, Kepala BNPT menggelar silaturahmi dan dialog dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dalam pertemuan tersebut jenderal bintang tiga itu menyampaikan permohonan maaf atas pernyataannya soal data 198 pondok pesantren terafiliasi jaringan terorisme.
“Saya selaku Kepala BNPT mohon maaf karena memang penyebutan ponpes ini diyakini memang melukai perasaan dari pengelola pondok, umat Islam,” kata Boy di kantor MUI Pusat, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (3/2/2022).
Boy menegaskan pernyataannya tidak bermaksud menggeneralisasi pondok pesantren. Dia mengatakan ponpes yang terafiliasi merujuk pada individu yang pernah berhubungan dengan kejahatan terorisme.
“Muncul nama ponpes ini tentu tidak bermaksud menggeneralisasi, demikian juga berkaitan dengan terafiliasi, terafiliasi di sini dimaksudkan memang terkoneksi, terhubung,” kata dia.
“Jadi kami mengklarifikasi, meluruskan, bahwa yang terkoneksi di sini adalah berkaitan dengan individu. Bukan lembaga ponpes secara keseluruhan yang disebutkan itu, tapi adalah ada individu yang terhubung dengan pihak-pihak yang terkena proses hukum terorisme,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Waketum PP Persis), KH Jeje Zaenudin mengapresiasi sikap terbuka dan rendah hati dari Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar tersebut.
Pihaknya juga menilai bahwa apa yang dilakukan Boy Rafli Amar sesuai langkah yang diambil sudah baik. “Tentunya kami sangat gembira sekaligus mengapresiasi sikap terbuka, gentel, dan rendah hati dari Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar,” kata KH Jeje Zaenudin. (*)